Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perubahan Kecepatan Dashyat Industri 0.0 Menuju Industri 5.0

Di era saat ini perubahan semakin hari semakin cepat. Bahkan perubahan tak pernah terbayangkan.

Ibaratnya seperti ilmu minggu lalu tak berlaku di minggu ini, ilmu minggu ini sudah kadaluwarsa di minggu depan. Saat ini kita akan segera memasuki industri 5.0


Agar kita memahami apa itu industri 5.0, mari kita mulai dari istilah industri 0.0 terlebih dahulu

Industri 0.0

Manusia yang hidup seratus lima puluh ribu tahun yang lalu (150.000 th) memiliki mata pencaharian sebagai pemburu. 

Cara mereka hidup dari hari ke hari yaitu berburu di hutan kemudian hasil buruannya mereka makan sampai habis, begitulah pola terus berulang. 

Mereka hidup berkelompok dan terbiasa memilih area berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Saat itu keterampilan yang perlu di miliki (skillset) adalah  seperti mengenali jenis binatang, memanah, menombak, mencari jejak, bahasa isyarat, berlari, berkelahi dengan hewan buas, dll.

Sampai suatu ketika binatang buruan dan hasil hutan sulit di dapatkan, sementara populasi semakin bertambah. Sekelompok manusia mulai berpikir dan mencari solusi bagaimana caranya agar tetap bertahan hidup. 

Mereka mulai mempelajari tingkah laku hewan dan tanaman yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Berdasarkan berbagai uji coba dan observasi mereka berkesimpulan beberapa jenis tanaman dan hewan dapat di budidayakan. Maka muncullah profesi baru yaitu peternak dan petani.

Pola pikir (Mindset) baru petani dan peternak berbeda dengan pemburu. Kalau pemburu biasanya hidup berpindah pindah, maka petani dan peternak biasanya menetap. 

Mereka berkumpul di lahan yang terbukti subur, memiliki aliran air yang tetap dan musim yang cocok dengan ternak dan tanamannya.

Keterampilan (skillset) petani dan peternak pun jauh berbeda dengan pemburu, mereka tidak perlu punya kekuatan fisik sekuat sebelumnya atau keahlian memanah semahir sebelumnya. 

Yang harus di kuasai adalah kemampuan merawat kesuburan tanah, membaca musim, mengawinkan hewan ternak, mencukupi pakan, dan sebagainya.

Ternyata hasil pertanian dan peternakan memberikan hasil yang melimpah, berlipat lipat dari sebelumnya. 

Maka berbondong bondonglah para pemburu beralih profesi menjadi peternak dan petani. Dimulailah era Industri 0.0, di mana jumlah peternak dan petani lebih banyak daripada pemburu. 

Era ini di sebut 0.0 karena disinilah mulai produksi massal dan terstruktur dengan disiplin ilmu yang lebih kompleks. Produk pertanian dan peternakan melimpah, dan manusia pun bertahan hidup dengan lebih baik.

Industri 1.0

Di perlukan waktu kurang lebih 2ribu tahun bagi manusia untuk belajar kembali. Kelimpahan makanan dari ladang dan kandang berdampak pada semakin banyak populasi manusia.

Perang perebutan lahan, penjajahan, kompetisi perdagangan menjadi yang terdepan. Mendorong manusia yang telah terbagi dalam suku, bangsa, dan negara menciptakan alat dan teknologi baru demi mempertahankan kepentingan kelompok masing-masing.

Alat perang, transportasi, dan pembangunan terus berkembang. Sampai pada tahun 1776 James Watt menciptakan alat revolusioner berupa mesin uap. 

Mesin ini berkembang menjadi alat serba guna, mulai bidang transportasi, alat pertanian, alat perdagangan, mesin perang(kapal perang), alat produksi(mesin tenun), hingga pabrik.

Pedesaan berubah menjadi perkotaan, kota besar menjadi metropolitan, dan pelabuhan menjadi pusat perdagangan. 

Transformasi peradaban ini dinamakan era industri 1.0 masa ketika geliat perekonomian kesejahteraan meningkat makin cepat dan dinamis, pabrik pabrik membutuhkan tenaga manusia untuk memastikan mesin uap berjalan baik.

Kelimpahan hasil bumi membuat harga hasil bumi menjadi murah. Harga jual di bawah biaya produksi. Akibatnya kaum peternak dan petani kesejahteraannya jauh di bawah kaum pedagang dan pemilik pabrik. Bahkan masih di bawah pekerja pabrik. 

Banyak petani dan peternak kemudian beralih profesi menjadi pekerja pabrik karena menawarkan kesejahteraan lebih baik.

Produksi di era industri baru ini meningkat puluhan kali lipat. Jumlah petani menyusut, sementara pekerja pabrik, pedagang, awak kapal dan profesi lainnya mulai bermunculan. 

Tuntutan zaman baru ini memaksa petani dan peternak harus mengubah mindset dan skillset nya agar tetap bertahan hidup. Beradaptasi sebagai pekerja yang datang pagi pulang petang dan menanam dan beternak mereka ganti dengan menenun, berlayar, dan sebagainya sesuai dengan profesi barunya.

Industri 2.0

Kurang lebih 100 tahun kemudian pada awal abad ke 20 di mulailah revolusi industri 2.0. Ditemukannya listrik sebagai sumber energi yang lebih efesien dibanding uap. 

Mesin mesin produksi bertenaga listrik punya tenaga yang lebih besar, beroperasi lebih lama, perawatannya juga mudah. Produktivitasnya semakin meningkat, biaya produksi menurun sehingga laba semakin besar.

Mesin mesin listrik ini membuka lapangan pekerjaan baru di berbagai sektor industri, seperti baja, minyak, gas, tekstil, pengalengan makanan, dan lain lain. 

Riset industri bermunculan menumbukan profesi peneliti-peneliti (Knowledge Worker). Ekonomi semakin tumbuh di topang industri keuangan dan pasar modal. 

Profesi bankir dan pialang menjadi profesi menjanjikan. Pendapatan profesi baru ini jauh di atas para pekerja pada era sebelumnya.

Para pekerja pabrik menginginkan keturunannya memiliki profesi terhormat di mata masyarakat. Seperti menjadi periset, ilmuwan, dosen dan pekerja pengetahuan lainnya. 

Pekerja pengetahuan ini berbeda dengan pekerja pabrik dan buruh kasar. Warisan mindset dan skillset dari orang tua makin berkurang dan tidak relevan.

Untuk mendapatkan profesi dengan bayaran tinggi mereka harus mendapatkannya dengan pendidikan tinggi. Fakultas-fakultas baru bermunculan, universitas tumbuh menjadi industri pendidikan. 

Industri 2.0 adalah revolusi industri di bidang pengetahuan dan informasi. Arus informasi semakin cepat dengan di temukannya telegraf dan telepon. 

Informasi menjadi komoditas, industri berita dan media cetak tumbuh subur. Profesi reporter dan jurnalis mulai di kenal di era ini. Industri media mulai mendapatkan pengaruh besar karena mampu mempengaruhi publik.

Industri 3.0

Di awali dengan di temukannya transistor yang merupakan komponen utama komputer, zaman komputer di mulai. Komputer transistor pertama adalah TRADIC (Transistor Digital Computer) yang di buat oleh Bell Labs pada tahun 1954 atau 67 tahun yang lalu (Sekarang 2021). 

Dalam waktu yang singkat transformasi otomasi industri bertransformasi menjadi elektronisasi dan komputerisasi. 

Pabrik pabrik mulai menggunakan teknologi komputer, pabrik mobil mulai mengadopsi ban berjalan atau conveyor yang di lengkapi dengan tangan robot. Lebih dari setengah karyawan pabrik kehilangan pekerjaanya yang tergantikan oleh komputer.

Lahirnya internet pada tahun 1969 atau 52 tahun yang lalu merupakan cakrawala baru peradaban. Awalnya pengguna internet hanya di pakai oleh badan pertahanan negara, pusat riset, dan perguruan tinggi berbasis teknologi. 

Lama kelamaan dengan makin murahnya produk teknologi, internet menjadi komoditas yang dapat digunakan siapa saja.

Negera negara maju dengan ekonomi yang kuat menjadi pengadopsi penggunaan internet. Masuknya internet menjadi sangat cepat ke berbagai strata sosial dan profesi karena di dukung implementasi teknologi. 

Dengan demikian arus informasi antara satu titik ke titik yang lain berpindah secara real time atau dalam sekejap mata.

Laju produksi di era industri 3.0 meningkat puluhan kali lipat dengan dukungan komputasi dan teknologi yang semakin maju. 

Di sisi lain angkatan kerja lama yang tidak dapat mengubah mindset dan skillset tersisihkan secara alamiah.

Angkatan kerja baru di tuntut untuk kompatibel dengan lapangan kerja.

Sementara institusi pendidikan formal tertatih tatih dan tertinggal dari kecepatan lari inovasi industri yang kian tinggi.

Industri 4.0

Di mulai dari diciptakannya smartphone oleh Apple di tahun 2008, seluruh sendi kehidupan manusia dapat di fasilitasi oleh gadget dan aplikasi-aplikasi yang terpasang di dalamnya. 

Komputer yang dulu membutuhkan tempat sebesar meja kini dapat di masukkan ke dalam saku celana.

Pada era ini manusia di tuntut untuk memahami teknologi serta menggunakan dan mengimplementasikan ke kehidupan sehari hari agar dapat beradaptasi dengan segala otomasi yang ada.

Setiap orang terus mencari cara termudah dan efesien untuk melakukan aktifitasnya. Sehingga muncullah startup startup baru untuk menciptakan pelayanan yang maksimal terhadap kebutuhan manusia. Inovasi, ide dan kreativitas adalah sumber untuk mendapatkan itu semua.

Industri 5.0

Industri 5.0 karakteristiknya adalah saat teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) telah menjadi 'manusia' dan mampu menirukan kecerdasan manusia untuk melakukan atau membantu kegiatan otomasi interaksi.

Seperti contohnya CEO Google Inc. Sundar Pichai, menampilkan AI yang dapat memesan dan berinteraksi dengan pemilik salon dan restoran. 

Dalam presentasinya mesin AI ini mampu berkomunikasi layaknya manusia. Untuk melihat dan memahami silahkan tonton dahulu videonya berikut, atau klik di sini untuk mengarah ke youtube.

Bila teknologi berbasis AI ini telah menjadi komoditas, maka tidak lagi di perlukan tenaga manusia di belakang telemarketing, customer service, stasiun, bandara, dan tempat publik lainnya.

Oke, sekarang sedikit banyak kita sudah mengetahui gambaran bagaimana perubahan era dari 0.0 ke 5.0

Bila era industri 0.0 di capai dalam waktu ratusan ribu tahun, industri 1.0 ribuan tahun, industri 2.0 ratusan tahun, dan industri 4.0 puluhan tahun, maka industri 5.0 dapat terjadi dalam waktu belasan tahun. Setiap hari selalu ada inovasi di sektor industri, keuangan, layanan, dan sebagainya.

Organisasi berusia ratusan tahun bertumbangan, organisasi puluhan tahun kebingungan kehilangan pangsa pasar, dan organisasi baru berusia kurang dari sepuluh tahun telah mengalahkan kapitalisasi pasar pemain lama.

Banyak organisasi menjadi tidak relevan. Cara lama tidak lagi mempan, strategi yang biasa biasa menjadi ketinggalan zaman dan kompetensi orang yang bangga dengan masa lalu telah karatan.

Manusia manusia di era baru ini perlu memiliki mindset dan skillset baru agar bukan hanya mampu bertahan dan relevan, tetapi juga terus bertumbuh dan berkembang. 

Salah satu cara untuk mengubah mindset dan skillset adalah melalui belajar atau dalam bahasa inggris di sebut learning.

Apa yang harus di persiapkan untuk menghadapi era Industri 5.0 ?

Seperti yang di tuliskan dalam buku Learning 5.1 Karya dr. Alex Denni

Jika ketidakpastian menjadi sebuah kepastian yang menanti setiap orang dan setiap organisasi di masa depan, maka satu-satunya cara untuk tetap relevan adalah dengan terus belajar

Dengan demikian perubahan bukanlah sebuah ancaman, melainkan peluang besar untuk menggembangkan diri. 

Sekian, terimakasih telah membaca sampai akhir. Semoga bermanfaat.

Selamat belajar!

Ihram Salis
Ihram Salis Excellence is not an act, but a habit.

Posting Komentar untuk "Perubahan Kecepatan Dashyat Industri 0.0 Menuju Industri 5.0"